Saturday, September 27, 2008

Info Mudik Pasoejak

Rombongan pasoepati jabodetabek akan melakukan ritual mudik dengan menggunakan sepeda motor, tercatat puluhan sepeda motor siap ikut serta. bukan hanya konvoi yang akan dilakukan tetapimenjalin kerjasama dengan suporter lain masih tetap jadi agenda utama pasoejak, mudik kali ini pasoejak bekerja sama dengan viking berbagai distrik.

Viking akan mengawal kovoi motor pasoejak selama berada di daerah jawa barat. Diawali dari Bekasi, Viking bekasi siap mengawal pasoejak hingga perbatasan karawang, dilanjutkan nanti oleh viking karawang akan mengantar nya samapi perbatasan cikampek, dan yang terakhir viking cikampek akan ikut serta mengawal konvoi,

ada semangat persaudaraan yang timbul dihari fitri ini. semoga menular ke rekan rekan kita di solo yang akan berhadapan dengan PSIM di tanggal 7 nanti



PASOEPATI JABODETABEK
KAMI CIPTAKAN RUANG PENUH CINTA KETIKA SEMUANYA MENINGGALKAN NYA

Wednesday, September 24, 2008

Apakah Masih ada cinta di sepakbola kita

Dua hari saya terdiam selepas terlibat dalam kisruhnya laga Arema vs PKT di Malang, tidak saya ketemukan inti dari perasaan di hati, kerinduan pada sepakbola kita agar bisa lebih baik belum terjawabkan. Sabtu 13 September di Kanjuruhan, harus terekam lagi dalam memori kejadian yang tidak menyenangkan, balbalan kita ruwet, belum lagi mendapat obatnya, 15 September malam, cintaku pada sepakbola terusik lagi dengan kekisruhan di Makassar.

Marilah kita melihat semua kejadian dengan “hati” kita masing-masing, karena sudah terbukti berkali-kali palu vonis hukuman didok, tetapi keruwetan sepakbola tetap terjadi, bagi saya ini bukan masalah jera atau tidak, bukan juga tentang jutaan rupiah sebagai denda, tetapi intinya, sepakbola kita kehilangan “cinta”.


Cinta tak memberikan apa apa kecuali dirinya sendiri dan tidak mengambil apapun kecuali dari dirinya sendiri … Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki : karena Cinta telah cukup bagi Cinta. (Kahlil Gibran)

Masihkan ada “cinta” pada kekasih yang bernama “sepakbola”? Kalau “ada”, mengapa pelaku-pelakunya tidak jera mencederai kecintaannya? Apakah itu pemain, pelatih, pengurus, wasit, yang menghidupi keluarganya dari keringat di lapangan hijau.

Pemain bermainlah dengan mencintai olahraga ini agar muncul keindahan-keindahan dari kemampuan anda, agar tidak punya pikiran mencederai lawan yang sama mencintai sepakbola.

Pelatih, memberi ilmunya dengan cinta, melatih kemampuan pemain dengan penuh cinta, sehingga membuat tim bisa memberikan segala-galanya saat 2×45 menit.

Pengurus, buatlah pemain nyaman dan merasa dicintai, bukan hanya saat menang tetapi juga saat kalah, buatlah pemain mencintai timnya, kostumnya, sepakbolanya.

Wasit, bertindak dan bersikaplah sebagai pengadil yang memiliki rasa menyayangi pada pertandingan yang anda pimpin, cintailah pertandingan yang anda kendalikan, jangan sampai ternodai, jagalah pertandingan itu dengan penuh cinta, agar tidak terluka oleh kebijakan-kebijakan yang menyakitkan.

Dan media yang juga berkepentingan, jadilah bagian luar sepakbola yang ikut menjaga dan merekatkan nilai sepakbolanya, karena peranannya menjadi begitu perlu dalam meletakkan bahasa-bahasa media sehingga melengkapi rasa cinta pada sepakbola, dari mata maupun telinga.

Apa yang telah kucintai laksana seorang anak kini tak henti hentinya aku mencintai …Dan apa yang kucintai kini …. Akan kucintai sampai akhir hidupku, karena cinta ialah semua yang dapat kucapai … dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya (Kahlil Gibran)

Bila sikap penuh cinta ditebar dari dalam lapangan, oleh pelaku-pelaku sepakbola, saya yakin akan merebak keluar dan aromanya tercium oleh kita, penonton sepakbola. Mencintai klub adalah perlu tetapi lebih perlu lagi mencintai sepakbolanya sendiri, dan bila kita semua yang berkata mencintai sepakbola, mau benar-benar menyayangi sepakbola tanpa aroma dendam, bahasa amarah, kebencian, maupun curiga maka sepakbola akan menemukan tempat di hati kita di kehidupan manusia.

Sudah saatnya bagi PSSI/BLI, pengelola klub, pemain, pelatih, wasit, kawan-kawan suporter, kawan-kawan media untuk duduk di depan kaca dan bertanya jujur, sudahkah aku melindungi, menyayangi dan menjaga kecintaaan kita yang bernama sepakbola?

Mungkin nurani kita akan menjawab ‘belum’ dan kecintaan kita yang bernama sepakbola akan berkata lirih, kalian selalu menyakiti, memperkosa, mencederai aku.

Orang bodoh yang sombong menyalahkan cermin dan bukan langitnya, dan menyalahkan bayangannya dan bukan bulan yang bercahaya dari ketinggian langit (Kahlil Gibran)

(ditulis oleh: Ovan Tobing)
sumber ongisnade.net dan senaputra.com

PSSI apa kabar

Pemerintah, melalui Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Adhyaksa Dault, meminta Nurdin Khalid yang saat ini mendekam di penjara Cipinang, Jakarta, secara ksatria mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PSSI. "Saya meminta Nurdin Halid untuk mengundurkan diri. Tidak ada kebencian kami kepada Nurdin Halid karena belum juga punya visi untuk memajukan sepakbola nasional. Tapi karena ada masalah hukum, sebaiknya dia mengundurkan diri," kata Adhyaksa kepada wartawan di kantornya di Senayan, Jakarta, Selasa.

Sebuah ungkapan pak menteri kembali membuat opini soal pergantian nurdin mencuat. Minggu minggu ini opini tetang harus ada kepengurusan baru desember nanti, dihembuskan oleh Pengda Sumatera Utara. Demikian juga bursa salon ketua umum baru, jika dalam wacana demo kedua Mei kemarin ada berbagai macam kandidat, yang antara lain. Prabowo Subianto - Ketua PB IPSI, Dahlan Iskan - Direktur Jawa Pos,Nirwan Bakrie - Wakil Ketua PSSI,Rachmad Gobel – Pengusaha, Erwin Soejono - Eks Kasum TNI, Makbul Padmanegara – Wakapolri, Adang Darojatun - Ketua PABBSI. Saat ini kembali menyeruak ke hadapan publik calon yang ingin menggantikan NH. Sutiyoso. Bahkan Sutiyoso sudah mendapatkan dukungan positif dari penda Sumatera Utara.

Akankah Munaslub yang akan digelar awal November. Yang dilanjutakan dengan pemilihan pengurus dan anggota exco yang baru mendapatkan sebuah Ketua PSSI yang baru. Atau mungkin sebaliknya. NH masih tetap dengan jabatannya sekarang.


REVOLUSI PSSI

Tujuh tuntutan Kelompok Suporter Indonesia

1. Pergantian ketua umum dang penggurus PSSI yang bersih dari kepentingan bisnis dan politik.

2. peningkatan kinerja wasit baik kualitas mupun moral

3. format sistem kompetisi yang terprogram dan konsisten

4. standarisasi pemain asing baik kualitas teknik maupun mental

5. peningkatan profesionalisme panpel

6. pembinaan suporter yang damai kreatif atraktif dia atas landasan sportifitas

7. sistem pembinaan klub yang terencana dan konsisten

Saturday, September 20, 2008

Profil Pasoepati Minggu ini (Panji kartiko)

setelah terbengkalai beberapa kali akhirnya saya bisa memprofilkan rekan rekan kembali. setelah sebelumnya saya memprofilkan mayor dan pak bambang kali ini penasehat Pasoepati jabodetabek yang akan kita ulik profilnya





Panji Kartiko SH

Pria lajang (laki -laki jangkung) 33 tahun ini lebih dikenal dengan panggilan mas panji. mengenal sosok beliau adalah ketika tahun 2002an. akan tetapi baru bertatap muka sekitar beberapa bulan yang lalu. mungkin karena kita sama sama "sibuk" tercatat sebagai presiden pasoejak pertama kali mas panji juga membidani berdirinya komunitas suporter cyber atau lebih dikenal dengan sebutan Cornnel (Community Relations Netter Liga Indonesia)

totalitasnya dalam dunia suporter membuat mas panji bukan hanya terkenal di kalangan pasoepati saja, tapi hampir sebagian suporter indonesia kenal ataupun bahkan sekedar tahu nama beliau. keinginan tentang sebuah persaudaraan antar suporter selalu dikedepankan oleh beliau, bahkan sebagai salah satu moderator di salah satu forum di liga indonesia dia lebih memilih memakai nickname suporter indonesia di bandingkan dengan namanya sendiri. sebagai personal yang sukses,mas panji berkali kali bisa melobi para petinggi petinggi PSSI untuk mendapatkan kemudahan menonton berbagai macam pertandingan TIMNAS. bukan haya itu saja, pria yang tinggal di daerah kebayoran ini juga punya hubungan yang dekat dengan berbagai media, baik cetak maupun elektronik. terakhir adalah membawa JOGLOSEMAR "menginjak-injak" panggung kickandy.

selain itu, mas panji juga sering mengisi artikel berbagai tabloid olah raga nasional. bahkan sempat menjadi kontributor tetap majalah Freekick yang di gawangi andi bahtiar yusuf alias ucup. dan kumpulan berbagai macam artikel itu beliau bentuk dalam 1 buah kliping tebal yang sempat saya baca ketika berkunjung ke rumah beliau.

selain menjadi penasehat di pasoepati alumni hukum universitas atmajaya ini, juga merupakan salah satu penasehat di CORNELL yang akan melakukan gathering pertamanya November nanti.


ayah dari Hugo Daniswara & Rifat Abhista ini sebenarnya bukan warga asli solo, tapi entah kenapa merahnya solo bisa memikat hatinya. terbukti kalau suporter tidak dibatasi oleh primodialisme kesukuan, tapi suporter lebih luas dari itu semua.


sekelumit kisah tentang penasehat kita, semoga bisa menjadikan kita motivator untuk terus berkaya. mau lebih jelas bisa cek di web site pribadi beliau atau friendster beliau

dari berbagai macam sumber

Friday, September 19, 2008

Kerusuhan Yang Tak Berujung

Rentetan kerusuhan yang melanda persepakbolaan Indonesia nampaknya tidak juga menemukan titik terang akan berakhir, di awali dari Bandung saat puluhan Viking mengamuk menghancurkan fasilitas stadion saat timnya ditekuk Persija 2-3, disusul Aremania yang kembali berulah di Kanjuruhan saat Arema ditundukan 1-2 Pupuk Kaltim Bontang, dan yang terbaru The Macz Man yang juga berulah diluar batas saat PSM ditundukan Persela Lamongan 1-3.

Apapun alasannya jelas tidak bisa dibenarkan melakukan kerusuhan, apalagi kerusahan yang dilakukan Aremania dan The Macz Man terjadi di bulan suci Ramadhan, alasan mereka melakukan tindakan anarkis nyaris seragam, karena wasit yang tidak becus memimpin pertandingan. Ketidapuasan terhadap sang pengadil dilapangan tentunya masih bisa diselesaikan lewat jalur lain, tidak perlu melakukan kekerasan fisik untuk menyelesaikannya.



Namun pihak terkait dalam hal ini Badan Liga Indonesia (BLI) selaku penanggung jawab penyelenggara seluruh kompetisi di Indonesia nampaknya tidak pernah mengambil pelajaran dari apa yang selama ini terjadi, BLI melalui Komisi Dispilin (Komdis) lebih giat menggelar sidang untuk menjatuhkan sangksi terhadap Panitia Pelakasana, Suporter dan Klub, yang tentunya dapat mendatangkan gelontoran rupiah untuk mempertebal kas mereka ketimbang menjatuhkan sanksi terhadap para pengadil di lapangan yang terbukti tidak becus memimpin pertandingan.

Komdis bahkan tidak perlu mendengarkan pembelaan dari pihak terdakwa untuk mejatuhkan sanksi, tidak salah memang apa yang dilakukan BLI melalui Komdis, mereka memang layak dikenai sanksi, namun jika rotasi seperti ini tetap berjalan maka masalah inipun tidak akan pernah selesai, sudah menjadi tanggung jawab BLI untuk mencari solusi terbaik menyelesaikan masalah ini, jangan hanya melempar kesalahan pada para terdakwa dan mengambil uang dendanya saja. Kelompok suporter juga hendaknya lebih menahan diri untuk tidak berbuat yang ujung-ujungnya merugikan sendiri bahkan merugikan banyak pihak yang tidak tahu menahu soal sepakbola, pilihalah cara-cara elegen untuk meyelesaikan masalah, apa kalian tidak sadar tindakan anarkis kalian hanya akan menambah pundi-pundi uang di kas BLI yang tidak jelas kemana penggunaannya.

ligaindonesia.com

Ronny Pattinasarani Tutup Usia

Dunia sepakbola Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Legenda sepakbola Indonesia, Ronny Pattinasarani, menghembuskan nafas terakhirnya, Jumat (19/9) pada pukul 13:30 WIB di ruang Mawar no 409 Rumah Sakit Omni Medical Center, Jakarta. Rasa duka yang mendalam menghinggapi keluarga dan seluruh insan sepakbola Indonesia.

Rencananya, jenazah almarhum yang mencurahkan sepanjang hidupnya untuk sepakbola ini, akan disemayamkan di rumah duka di Pulomas 3B no 9. Segenap rekan dan pengurus PSSI juga akan langsung melayat ke rumah duka tersebut.

Sebelum meninggal, Ronny Pattinasarani sempat melakukan perawatan hingga ke negeri China. Tercatat lebih dari dua kali, mantan pelatih klub Persiba ini harus bolak-balik ke China untuk menyembuhkan penyakit kanker ganas yang dideritanya.

Ronny Pattinasarani sendiri baru pulang dari perawatan di China pada tanggal 31 Agustus lalu, beberapa hari setelah operasi penyedotan cairan kanker dari paru-paru dan tulang belakangnya.

“Setelah tiba di Jakarta, Ronny Pattinasarani meminta pergi ke Makassar untuk bertemu keluarga besarnya. Ternyata itu menjadi pertemuan yang terakhir,” ungkap Donny Pattinasarani, adik kandung Ronny Pattinasarani.

Selain ingin bertemu keluarga besarnya di Makassar, Ronny Pattinasarani juga saat kembali ke Jakarta, (15/9), lalu menyatakan ingin bertemu dengan orang-orang dan sahabatnya yang banyak membantu dirinya dalam mengembangkan sepakbola Indonesia, terutama sepakbola usia dini. Diantaranya yang sempat bertemu beberapa hari lalu adalah Arifin Panigoro, Nirwan D Bakrie dan Nugraha Besoes.

Ronny Pattinasarani lahir di Makassar, 9 Februari 1949. Kecintaannya terhadap sepakbola benar-benar luar biasa. Bahkan, saat penyakit kanker sudah menimpanya, Ronny masih sempat berada di lapangan mengikuti perkembangan Liga Medco 2008. Menurutnya ketika itu, hanya sepakbola dan keluarga yang mampu menghilangkan sakit yang dirasakannya.

Kepergian Ronny Pattinasarani meninggalkan tiga orang anak dari hasil pernikahannya dengan Stella Maria, yakni Robbeno Pattrick Pattinasarany (Benny/30), Hendry Jacques Pattinasarany (Yerry/28), dan Tresita Diana Pattinasarany (Cita/25). (asp)




Thursday, September 18, 2008

Ojo Wedi Dadi Abang


Jangan pernah takut menjadi merah
Teringat sebuah film karya Arum T. Dayuputri “ojo wedi dadi abang” jangan pernah takut menjadi merah. Film yang menceritakan tentang seorang maryadi gondrong dan salah satu pasoepati crayon tentang kenapa dia memilih pasoepati. Kebanggan mereka memakai kaos merah untuk bernyanyi dimanahan dan stadion manapun dikala persis berlaga

Dalam sebuah wawancara dengan media lokal Arum mengaku kurang tertarik dengan sepakbola akan tetapi melihat pasoepati kekurang”sreg”an nya dengan sikulit bundar itu berangsur hilang. Bahkan akhirnya pasoepati difilmkan dia dalam sebuah film dokumenter. Bukan hanya partai kandang yang diabadikan Mahasiswa Jurusan Komunikasi Massa Fisipol Universitas Sebelas Maret (UNS) ini. Bahkan partai tandang pun dilakoni arum untuk mendapatkan gambar gambar dari aksi pasoepati. Total 13 kaset video yang ia habiskan untuk membuat film dokumenter ini.

Buat Rekan rekan yang ingin mendapatkan Mohon Hubungi saya di 0898-9948-876 free alias gratis (paling ongkos kirim) kalau yang di jakarta silahkan ambil saja di Warnet Mitra Kalideres. (oya bayar biaya pengganti CD kosong nya.... soalnya subsidi dari korwil jabodetabek dan nanti akan dimasukan KAS pasoepati jabodetabek)

Tuesday, September 16, 2008

Kerusuhan lagi……. Kerusuhan lagi.

Agak bosan mendengar kata kata itu. Sepakbola indonesia ”masih” identik dengan kerusuhan. Stigma negatif terhadap dunia si kulit bundar ini masih saja ada aroma kekerasan didalamnya. Padahal label ISL sudah melekat, ISL adalah kasta tertinggi persepakbolaan kita. Tapi kenapa tidak bisa menjadi contoh divisi di bawahnya.
Entah apa yang menyebabkan kerusuhan demi kerusuhan, seorang rekan mengatakan bahwa sebenarnya itu ketidakpuasan dari kubu tuan ruamh karena timnya kalah. Masuk akal juga sebenarnya, tapi apakah memang harus dengan seperti itu cara melampiaskannya?? Bukankah di liga liga internasional, mereka cukup jumawa menerima keputusan sang wasit. Walaupun itu merugikan. Suporter kita memang mungkin tidak se”ikhlas” para suporter luar negeri.

Kerusuhan demi kerusuhan, sanksi pun bertaburan, banding selalu jadi senjata utama. Samapai kapan??? Tak pernahkah kita belajar dari pengalaman pahit masa lalu. Kekuatan komdink yang selalu mementahkan komdis membuat semua berpikir gampang tentang sangsi dan pengurangannya. Suporter merasa dirinya adalah yang paling benar, kita terkena wabah Myophia. Selalu menyalahkan PSSI tapi kita lupa akan kesalahan kita sendiri.

Sampai kapan akan terjadi kerusuhan? Sampai kita sadar bahwa kita adalah ”suporter

Saturday, September 06, 2008

PASOEPATI MEANS LOVE

Teringat Tahun 2000 an kala masa jaya pasoepati. Tour maut keSurabaya yang di beri tajuk From Solo With Love masih melegenda sampai sekarang. Belum ada kedigdayaan yang bisa menandingi masa jaya pasoepati kala itu. Pasoepati kini mulai ditelan oleh kegagalan regenerasi. Kehilangan sosok Mayor dan sekarang kehilangan sang dirigen maryadi gondrong. Memang merah dimanahan blm habis. Setidaknya masih bisa disebut kalau pasoepati termasuk jajaran suporter teratas yang ada di Indonesia. Tapi jika merunut masa lalau. Nama besar pasoepati saat ini sudah mulai tenggelam oleh para generasi generasi yang dilahirkan oleh pasoepati sendiri. Slemania misalnya. Lebih terlihat apik saat ini. Padahal notabene sejarah slemania setidaknya pasoepati ikut hadir untuk mendeklarasikan pendiriannya. Selain slemania ada juga Paser bumi yang mungkin lebih bisa memerahkan stadion sultan agungnya.

Pasoepati Means Love.
Pasoepati adalah cinta. Pasoepati adalah jiwa bagi kami semua. Tapi apa artinya jiwa kalau itu tanpa cinta. Tour Surabaya karena memang cinta yang membawanya. Cinta publik solo terhadap kehausan tontonan yang hampir 2 tahun mereka tidak mempunyai klub. Tahun 1998 Arseto Solo dibubarkan. Padahal Arseto sudah sangat dicintai bukan hanya oleh para warga solo tapi juga oleh para pemain nya. Wajar saja jika Edward Tjong, Ricky Yakobi, Eddy Harto, Inyong Lolombulan, Nasrul Koto, Rocky Putiray begitu sedih karena cinta mereka hilang. Pada pertandingan perpisahan terjadi sebuah ledakan atas reaksi cinta publik solo, pertandingan perpisahan antara Arseto dengan Pelita jaya dihentikan di paruh kedua. Penonton membludak hingga ketengah lapangan hingga situasi tidak bisa dikendalikan. Demikian juga yang terjadi diluar stadion bahkan di sepanjang jalan Slamet Riyadi.

Tahun 2000 Pelita Jaya memilih solo sebagai tambatan cintanya. Publik yang merasa haus akan tontonan pun menyambut gembira kepindahan klub dari Jakarta tersebut. Lahirlah Sebuah kelompok suporter dengan nama pasaoepati untuk mendukung Pelita Jaya. Ditahun pertamanya Pasoepati bukan hanya menjadi perbincangan warga solo tapi juga seluruh pecinta bola nasional. Kedekatan dengan salah satu media olahraga nasional membuat Pasoepati begitu disegani kala itu. Akan tetapi bulan madu dengan Pelita tidak berlangsung lama. 11 juni 2001 adalah pertandingan terakhir pelita di stadion manahan. Setali tiga uang dengan pertandingan terakhir Arseto, terjadi kerusuhan yang membuat pertandingan dihentikan.

Bukan hanya kerusuhan semata tapi jalinan hubungan suporter solo dan semarang yang selama ini akur akur aja. Permusuhan itu memang dilatar belakangi dengan terkurungnya suporter semarang sampai pagi di stadion Manahan. 1000 an orang terpaksa harus bertahan didalam stadion karena diluar di cegat oleh massa pasoepati. Hampir 4 musim terjadi penolakan demi penolakan. Solo tidak boleh menonton di semarang dan demikian juga sebaliknya.

Adalah tahun 2006 ketika partai terakhir divisi 1 saat persis melawan mojokerto putra, perwakilan semarang baik panser biru maupun snex bersama para pandega pasoepati memutarkan sebuah spanduk damai yang intinya menghilangkan dendam yang pernah ada, mengobati luka yang sempat tergores. ini tidak serta merta pasoepati menerima dengan baik, akan tetapi masih ada lemparan dari timur terutama. akan tetapi usaha tulus kalau diniati dengan baik hasilnya akan memuaskan. dan dalam waktu yang hampir bersamaan manajemen PSIS memindah home base selama 8 besar di solo dan melakukan berbagai macam kegiatan untuk menarik simpati publik solo, entah ini ada korelasinya nya tidak dengan usaha damai para suporternya. akan tetapi ini adalah sebuah langkah yang patut kita tiru, bukti keseriusan damai solo semarang bisa kita lihat sekarang.Dan mungkin dengan cinta lah semua nya itu bisa berakhir. Kebesaran hati hati publik solo dan niat yang tulus dari publik semarang membuat semuanya berakhir indah.

JOGJA APA KABAR
Lalu bagaimana dengan Brajamusti? Masihkah luka mandala krida kembali diungkit ditahun ini. Peristiwa memerahnya mandala krida yang berbuntut hancurnya mobil mobil yang ber Plat AD dan juga kerusuhan ketika PSIM bertanding di di Manahan. Luka solo jogja belum terobati sampai sekarang. Dan seperti ada keengganan untuk memulai pengobatan itu. Lalu ketika 7 oktober nanti ketika Persis melawan PSIM masih tidak bolehkah rekan rekan brajamusti menjejakkan kaki di Solo. Ataupun kalau misalnya rekan rekan brajamusti kesolo harus disambut dengan lemparan demi lemparan??? Ayo siapa yang ingin memulai untuk mengobati dendam ini. Wacana perdamaian memang selalu bergulir tapi tidak pernah ada tindakan yang riil. Kembalikan kesakralan nama pasoepati yang dahulu, atraktif, kreatif dan anti anarki. Jadikan solo sebagai kota yang selalu ramah kepada para tamunya. Sampai kapan permusuhan ini akan dipelihara?. 7 Oktober adalah pembuktian kedewasaan rekan rekan semuanya. Easy to be nice guy. Follow me Follow Pasoepati.


Spesial Thanks buat Taufiq Adi Nugroho, dan Yoen Muis

Salam
Arista Budiyono
Sekretaris Pasoepati Jabodetabeka
Pengelola www.pasoepati.co.cc


Wednesday, September 03, 2008

PASOEPATI ON KICK ANDY METRO TV

Good News :Saya baru saja dapet confirm undangan Kick Andy
untuk quota 20 orang
dengan tema "Profile ANTASARI (KPK)"
untuk hari Rabu Jam. 18.00 Wib (On Time)
di Grand Studio Metro TV, Jl. Pilar Mas Raya Kav.A-D
Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta 11520

Peserta undangan wajib memakai Kemeja rapi & sepatu
serta membawa buku bekas pelajaran/ buku bacaan
untuk ditukar dengan souvenir dari Kick Andy.

regards
panji kartiko

adapun acaranya adalah
17.30 - 18.00 Registration
18.00 - 18.50 Buka puasa bersama
19.00 Proses memasuki studio
19.00 - 21.00 mlebu tipi....... :D


1